April 12, 2012

Sikap Seorang Penginjil.

Saya sedang menulis sebuah buku tentang Sikap Seorang Penginjil.


Penginjil berhubungan erat dengan Injil, Seorang pembawa kabar berhubungan erat dengan kabar yang dibawanya. Karena itu Injil adalah sebuah berita penting. Terjemahan sederhananya ialah Injil adalah sebuah kabar baik. Sebuah kabar baik bagi mereka yang sedih, bagi mereka yang putus asa, bagi mereka yang pesimis, bagi mereka yang kehilangan, bagi mereka yang terpenjara, bagi mereka yang tersingkir. Injil adalah Kabar keselamatan. Keselamatan dalam kehidupan ini yaitu keselamatan dari situasi yang tak berpengharapan berganti kepada situasi yang berpengharapan.

Injil juga adalah kabar keselamatan bagi kehidupan yang akan datang. Ada kehidupan setelah kematian; inilah fakta yang tak dapat ditolak oleh siapapun di dunia ini. Bahwa Atheispun didalam penolakannya mereka mengakui keberadaan Allah, karena mereka percaya bahwa Allah ada makanya mereka menolak Dia, jikalau Allah tidak ada maka tidak perlu ada penolakan bukan?

Jadi Injil adalah kabar baik yang menyangkut seluruh eksistensi kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Karena kapasitas yang sungguh dasyat dan luar biasa itu maka keberadaan penginjil merupakan suatu keberadaan yang juga berpengaruh terhadap penyampaian Injil tersebut.

Kontrasnya begini: tak mungkin kita menyurus seorang penjahat menyampaikan kabar baik, karena sulit bagi pendengar untuk percaya pemberitaan sang Penginjil. Disamping itu Injil bukanlah sebuah kabar sederhana, Ia adalah kabar yang mempengaruhi manusia menuju kepada suatu transformasi. Tentunya seorang yang belum ditransformasi hidupnya tak dapat memberitakan Injil, ia tak bersyarat untuk menjadi Penginjil. Kita tidak dapat menyebutnya Penginjil bukan?

Di buku yang saya tulis tersebut; Saya mengajak pembaca untuk melihat kepentingan-kepentingan Injil didalam kehidupan seorang Penginjil bahwa Ia menjadi tidak berkuasa apabila kehidupan si penginjil tersebut tidak seturut dengan apa yang hendak Ia nyatakan.

Saya mengajak pembaca untuk melihat lebih kedalam lagi sikap-sikap para penginjil yaitu mereka yang sudah di transformasi, ternyata masih terdapat kepentingan-kepetingan dihati mereka saat mereka membawa Injil. Kepentingan-kepentingan yang ditandai dengan motivasi tersebut membuat berita Injil / kabar baik menjadi tidak relevan dengan kebutuhan pendengar.

Untuk detailnya; tunggu saja terbitnya buku tersebut.

Sikap Seorang Penginjil ,oleh Akhim B. Kupeilang.

No comments:

Post a Comment

Followers

Artikel Terpopuler